Mitsubishi Lancer Evo X  

Sabtu, 20 Desember 2008

Mitsubishi Lancer Evo X Sarat Teknologi Canggih

Lancer Evo X dan Lancer EX 2.0



Ketika mencoba Mitsubishi Lancer Evolution X di sirkuit Sentul (15/8), yang disediakan oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB)dalam acara Experiance Driving with Style tak cuma kagum terhadap sedan legendaris di arena reli dunia itu. Alangkah bangga bila bisa memilikinya.

Bagaimana tidak. Desain eksterior generasi keempat (Generasi I; Lancer Evo- Evo III, Generasi II; Evo IV - VII, Generasi III, Evo VIII- IX) dari Lancer Evolution sebagai sedan sport bertenaga hebat sudah tercerminkan. Nggak usah dimodifikasi lagi bodinya, tongkrongan standarnya saja bisa membuat kita kagum.

Model Ikan Hiu
Perhatikan bagian depannya. Model gril trapesium (mulut lebar) berfungsi menyalurkan udara yang banyak ke intercooler dan mendinginkan mesin tipe 4B11 berkapasitas 2.000 cc DOHC 16 Valve MIVEC (Mitsubishi Innovative Timing Electronic Control). Dipadu dengan moncong mobil ala ikan Hiu untuk meraih aerodinamis yang tinggi, mengentalkan sebagai sedan sport masa kini.

Kesan itu kian kuat manakala melongok ke belakang.Sayap belakang dengan model lekukan, lebarnya disesuaikan kaca belakang. Kemudian knalpot (muffler) ganda yang kedua ujungnya diberi krom.

Apa hanya depan saja jadi ciri khas sedan sport? Tampilan sporty sudah terwakilkan melalui dua kursi depan semi-bucket buatan Recaro yang dilengkapi pemanas kursi. Model dasbor yang landai memberikan pandangan sangat luas buat pengemudi serta interior yang lapang.

Sesuai peruntukkannya sebagai sedan sport, konsentrasi pengemudi pun ikut diprioritaskan. Selain melalui rancangan dasbor, semua kontrol dipusatkan di roda kemudi yang mempunyai diameter untuk sport (lingkarannya lebih sedikit lebih kecil dari standar, tapi genggamannya lebih besar dari standar). Dari kemudi itu bisa dikontrol audio, kecepatan (cruise control) dan handsfree telepon.

Termasuk pengoperasian gigi persneling yang sudah dilengkapi teknologi TC-SST (Twin Clucth Super Shift Transmission). Perpindahannya bisa dilakukan secara manual atau otomatis dengan 6 tingkat percepatan (6-speed). Bahkan untuk sistem manual, perpindahan setiap gigi diciptakan model F1 dengan menekan pelat yang berada di belakang setir.

Super All Wheel Control (S-AWC)
Kala mendapat kesempatan mengitari sirkuit Sentul berjarak 4,7 km itu dengan Lancer Evo X, Kompas.com ditemani pembalap nasional Moreno Soeprapto. Ia menjelaskan, tak usah takut melakukan menuver di tikungan ini. Setiap kesalahan sudah diprotek oleh Super All Wheel Control (S-AWC).

Khusus buat Kompas.com, Reno - panggilan akrab Moreno - menyetel sistem perpindahan transmisinya pada "Super Sport" (tingkat tertinggi). Benar saja, dengan memakai perpindahan gigi manual, tak cuma akselerasi yang ganas. Perpindahan tiap gigi (naik) terasa sangat padat (tidak ada kekosongan). Beda ketika diturunkan dari "Super Sport" ke "Sport" (bisa dioperasikan sambil jalan, begitu juga dari Sport ke Normal), akselerasi tiap gigi masih ada jedahnya (tapi sangat kecil).

Saat manuver di tikungan dengan line (jalur) yang sedikit salah, mobil tidak melintir. Kesalahan itu sudah dieliminir oleh ASC (Active Stability Control). Dan gejala roda mengunci kala melakukan pengereman keras juga terhindar berkat ABS.

Menariknya, Lancer Evo X ini tak cuma bisa merayap di trek aspal. Permukaan jalan sedikit kasar dapat dilahapnya karena dilengkapi sistem gerak empat roda dan ACD (Active Center Differential) dan AYC (Active Yaw Control) yang mengontrol kerja gerak roda belakang.

AddThis Social Bookmark Button


 

Design by Amanda @ Blogger Buster